Fajar Risky (13214881)
Farisal Fihas Hari (13214994)
Ika Novika (15214126)
Khoiriyah
(1D214299)
Resha
Suci.W (19214078)
Syintia
Bahraini(1A214637)
UNIVERSITAS
GUNADARMA
FAKULTAS
EKONOMI
2017
KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat yang diberikan-Nya sehingga
tugas kami yang berjudul “Menganalisis Keputusan Pembelian Oleh Suku Padang
& Suku Jawa Dan Peluang Pasar Mobil Di Indonesia” ini dapat kami
selesikan. Penulisan ini kami buat sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas.
Dalam
kesempatan ini, kami selaku pembuat
penulisan ini menghaturkan terima kasih yang dalam semua pihak yang telah
membantu menyumbangkan ide dan pikiran mereka demi terwujudnya penulisan ini.
Akhirnya saran dan kritik pembaca yang dimaksud untuk mewujudkan kesempurnaan
penulisan ini penulis sangat hargai.
Dan
kami selaku pembuat penulisan ini sangat berharap untuk keterbukaan hati
pembaca penulisan ini agar mau memberikan saran dan kritik untuk penulisan ini,
karna kami sangat yakin bahwa penulisan yang saya buat ini masih jauh dari kata
sempurna.
Jakarta, 30 April 2017
Penulis
TUGAS KE-1
Menganalisis
Keputusan Pembelian Oleh
Suku
Padang & Suku Jawa
1. Latar Belakang
Sebagai masyarakat Indonesia, kita harus mengetahui
berbagai macam kebudayaan yang ada di negara kita. Indonesia terdiri dari
banyak suku dan budaya, dengan mengenal dan mengetahui hal itu, masyarakat
Indonesia akan lebih mengerti kepribadian suku lain, sehingga tidak menimbulkan
perpecahan maupun perseteruan. Pengetahuan tentang kebudayaan itu juga akan
memperkuat rasa nasionalisme kita sebagai warga negara Indonesia yang baik.
Suku
padang dan suku jawa merupakan salah satu suku yang ada di Indonesia, kedua
suku tersebut merupakan suku yang paling banyak merantau atau menyebar di
berbagai daerah di Indonesia. Masyarakat suku padang adalah kebanyakan berprofesi sebagi pedagang,
sedangkan suku jawa adalah kebanyakan berprofesi sebagai karyawan/pegawai namun
ada juga yang berprofesi sebagai pedagang. Dalam proses jual-beli kedua suku
tersebut menggunakan lebih dominan menggunakan bahasa tradisonal, suku padang memakai
bahasa Mingkabau sebagai bahasa pertamanya dan bahasa Indonesia sebagai bahasa
keduanya, sedangkan suku jawa memakai bahasa jawa sebagai bahasa pertamanya dan
bahasa Indonesia sebagai bahasa keduanya. Masyarakat suku padang dan jawa
menggunakan bahasa tradisional mereka untuk berkomunikasi dengan anggota kelompoknya
salah satu suku (klan) yang tergolong banyak populasinya. Sedangkan bahasa
Indonesia digunakan oleh masyarakat suku padang dan suku jawa unuk
berkomunikasi dengan orang-orang yang tidak mengerti dengan bahasa tradisional
kedua suku tersebut.
Dalam proses pengambian keputusan
pembelian, kedua suku tersebut mungkin mempunyai karakternya masing-masing,
karena latar belakang suku yang bebeda. Untuk itu lah kami membuat sebuah
analisis mengenai proses pengambilan keputusan pembelian menurut suku padang
dan suku jawa.
2. Pembahasan
suku
1) Suku
Minang (Suku Padang)
Minang atau Minangkabau (Suku Padang)
adalah kelompok etnik Nusantara yang berbahasa dan menjunjung adat Minangkabau.
Wilayah penganut kebudayaannya meliputi Sumatera Barat, separuh daratan Riau,
bagian utara Bengkulu, bagian barat Jambi, bagian selatan Sumatera Utara, barat
daya Aceh, dan juga Negeri Sembilan di Malaysia. Dalam percakapan awam, orang
Minang seringkali disamakan sebagai orang Padang, merujuk kepada nama ibukota
propinsi Sumatera Barat yaitu kota Padang. Namun masyarakat ini biasanya akan
menyebut kelompoknya dengan sebutan Urang Awak (bermaksud sama dengan orang
Minang itu sendiri).
Kota Padang adalah kota yang memilikisumber daya alam yang cukup
memlimpah, salah satunya faktor perkebunan dan pertanian. Mayoritas mata
pencarian orang padang di daerahnnya adalah bertani dan berkebun, namun karena
hasil dari pekerjaan tersebut yang menjadi penghasilan utama mereka itu tak
cukup lagi memberi hasil untuk memenuhi kebutuhan bersama, karena harus dibagi
dengan beberapa keluarga. Faktor inilah yang kemudian mendorong orang Minang
pergi merantau mengadu nasib di negeri orang. Untuk kedatangan pertamanya ke
tanah rantau, biasanya para perantau menetap terlebih dahulu di rumah dunsanak
yang dianggap sebagai induk semang. Para perantau baru ini biasanya berprofesi
sebagai pedagang kecil.
Selain itu, perekonomian masyarakat Minangkabau sejak dahulunya telah
ditopang oleh kemampuan berdagang, terutama untuk mendistribusikan hasil bumi
mereka. Kawasan pedalaman Minangkabau, secara geologis memiliki cadangan bahan
baku terutama emas, tembaga, timah, seng, merkuri, dan besi, semua bahan
tersebut telah mampu diolah oleh mereka. Sehingga tidak heran jika kebanyakan
orang padang berhasil dalam membangun bisnisnya, karena alasan sudah mempunyai
bekal yang baik dalam mengelola berbagai macam bidang.
Jika berbicara tentang Padang maka tidak lepas dari Nasi Padang. Bahkan
masakan ini sudah menjamur di luar Padang bahkan di luar Pulau Sumatra. Ada
kebisaan unik saat membeli nasi padang yaitu porsi nasi yang berbeda saat
dibawa pulang (take away) dengan makan ditempat (dine in). Saat dibawa pulang
porni nasi 2 kali lebih banyak dibanding saat makan ditempat. Ternyata hal ini
disebabkan karena pada saat jaman penjajahan yang bisa makan langsung di tempat
masakan padang tersebut adalah orang elit seperti kolonial, saudagar kaya dan
juga pejabat tinggi setempat sedangkan yang dibawa pulang adalah orang pribumi.
Sehingga porsi yang diberikan untuk orang elit tersebut lebih sedikit dibanding
orang pribumi.
2)
Suku Jawa
Suku Jawa adalah suku bangsa
terbesar yang tinggal di Indonesia dengan jumlah sekitar 120 juta jiwa atau
sekitar 45% populasi manusia di Nusantara. Bukan hanya tinggal di pulau Jawa,
orang-orang dari suku ini juga menyebar ke seluruh pelosok Indonesia, terutama
setelah dilakukannya program transmigrasi oleh pemerintahan Orde Baru pada 4
dasawarsa silam. Suku Jawa pada dasarnya memiliki tingkat socializing
yang kuat. Hal ini tentunya menyebabkan orang Jawa mudah berbaur dengan banyak
orang di berbagai daerah. Bahkan, ungkapan orang Jawa yang menyatakan bahwa
”berkumpul lebih penting daripada makan” sudah merupakan cerminan akan kekuatan
pembentukan grup dan komunitas.
Dalam suku Jawa ulama memiliki peran
yang sangat besar terhadap masyarakat untuk menentukan pilihan mereka untuk
produk-produk tertentu. Mereka menjadi panutan bagi masyarakat dalam menyaring
informasi. Saran dan keteladanan mereka menjadi bagian yang dipertimbangkan
dalam membuat evaluasi terhadap pembelian suatu produk.
Jawa selalu dikaitkan dengan rasa manis sehingga makanan apapun yang
dimasak oleh orang Jawa selalu memiliki rasa yang manis. Asal usul orang Jawa menyukai
rasa manis adalah karena pada jaman penjajahan hampir 75% wilayah jawa ditanami
tebu, sehingga orang Jawa jadi kebiasaan menambahkan gula ke makanannya.
3. Analisis
Jika
dilihat dari pembahasaan diatas, maka dapat di analisis bahwa orang padang
(suku padang) merupakan suku yang mayoritas berprofesi sebagi pedagang, maka
tidak diherankan bahwa orang padang sedikit pelit atau berhati-hati dalam hal
membeli, karena pada dasarnya prinsip seorang pedagang adalah harus bisa
mengalokasikan keuangannya secara maksimal dengan kata lain pendapatan harus
lebih besar dibandingkan pengeluaran. Hal inilah yang berkembangnya perkataan
bahwa orang padang (suku padang) itu adalah pelit. Dan juga asal usul saat
membeli nasi padang yaitu porsi yang berbeda saat makan langsung ditempat dan
dibawa pulang membuktikan bahwa Suku Padang adalah orang yang peduli dengan
sesama. Sedangkan suku jawa sebagian
besar menganut agama Islam yang kental. Sehingga dalam membeli sebuah produk
mereka akan mempertimbangkan secara hati-hati produk mana yang memberikan
manfaat yang besar. Suku Jawa tidak segan untuk mengeluarkan uang lebih asal
produk yang mereka beli benar-benar baik. Dan Suku Jawa menyukai makanan dengan
rasa manis.
4. Kesimpulan
Berdasarkan analisis di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa suku padang (suku minang) merupakan suku yang
berhati-hati dalam membeli atau lebih berpikir panjang dalam membeli, dan suku
jawa merupakan suku yang dikenal sangat kental oleh agama, maka dalam proses
pembelian suku jawa lebih mengedepankan kehalalan dan kemanfaatan suatu produk
walaupun dengan harga tinggi.
Jika
membandingkan kedua suku diatas maka kami pun sebagai produsen melihat peluang
dalam bisnis makanan. Jika kami ingin membuka tempat makan di daerah yang
mayoritas Suku Jawa maka masakan yang kami sajikan pun harus memiliki rasa yang
manis agar sesuai dengan lidah warga setempat. Sedangkan jika kami ingin
membuka tempat makan di daerah dengan mayoritas Suku Padang maka kami dapat
mencontoh dari nasi padang yang memberikan porsi yang lebih sedikit jika makan
ditempat (dine in) dan memberikan porsi yang lebih banyak jika dibawa pulang
(take away) dengan harga yang sama.
TUGAS KE-2
Peluang Pasar Mobil Di Indonesia
Penggunaan
kendaraan bermotor khususnya mobil dari tahun ke tahun semakin meningkat. Di
era modern dan perkembangan gaya hidup yang semakin meningkat, menuntut setiap
orang agar menjadi lebih baik lagi. Salah satu faktor yang mendukung agar
setiap orang dapat membuktikan keberhasilannya yaitu alat transportasi. Alat
Transportasi khususnya mobil selain digunakan untuk mempermudah berpergian
jarak dekat maupun jauh, bagi beberapa pihak mobil dijadikan tolak ukur
keberhasilan seseorang. Karenanya permintaan mobil semakin meningkat dari tahun
ke tahun. Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) di ASEAN sendiri Indonesia
menempati urutan pertama penjualan mobil sebesar 1.013.291 unit sedangkan
tempat kedua dan ketiga ditempati oleh Thailand dan Malaysia dengan penjualan
mobil sebesar 799.632 dan 666.674 unit.
Sumber:
gakindo.or.id
Selain
itu perkiraan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2015 sebesar 257.563.815
jiwa dan diperkirakan jumlahnya akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal
ini tentu saja merupakan kesempatan yang baik bagi produsen mobil untuk
memasarkan produknya di wilayah ASEAN khususnya Indonesia.
Sumber
: Worldbank
Begitu pula dengan Pendapatan per kapita masyarakat indonesia
dari tahun ke tahun mengalami kenaikan, pada tahun 2014 pendapatan per kapita
masyarakat indonesia mencapai Rp.41.900.400, sedangkan pada tahun 2015
mengalami kenaikan menjadi Rp.45.176.200. Artinya pendapatan perkapita
masyarakat indonesia dari tahun ke tahun mengalami kenaikan sehingga ini adalah
kesempatan bagi produsen otomotif khususnya mobil untuk dapat memasarkan
produknya di Indonesia. Berikut merupakan grafik pendapatan perkapita masyarakat
indonesia.
Sumber
: BPS
Di
Indonesia sendiri sudah banyak perusahaan otomotif yang bersaing untuk
memberikan yang terbaik bagi konsumen seperti Honda, Toyota, Mazda, dan
sebagainya. Ditahun 2016 Toyota menjadi merek terpopuler di Indonesia dengan
penjualan sebesar 381.570 unit kemudian peringkat dua Honda dengan 199.364
unit. Seperti terlihat pada table dibawah ini.
Sumber:gakindo.or.id
Jika
dilihat dari segi Brand nya Toyota
selalu menempat iurutan pertama penjualan terbanyak di Indonesia bahkan dari tahun
2011 hingga sekarang. Jika dilihat dari kebutuhan masyarakat Indonesia yang
lebih menginginkan produk mobil yang berkualitas, harga terjangkau, hemat bahan
bakar, dan mudah mencari tempat layanan service,
maka dapat disimpulkan bahwa Toyota berhasil menarik minat konsumen Indonesia
dengan memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Namun bukan bearti perusahaan
mobil lainnya tidak menarik minat konsumen. Perusahaan mobil Honda ditahun 2011
menempati urutan ketujuh penjualan mobil di Indonesia namun setiap tahun Honda
berhasil menarik minat masyarakat Indonesia dan akhirnya pada tahun 2016 Honda
berhasil menduduki peringkat kedua penjualan mobil di Indonesia. Hal ini
membuktikan bahwa dengan strategi yang baik perusahaan yang awalnya berada di
peringkat bawah pun dapat bersaing dengan perusahaan lain. Dan hal ini dapat
membuka peluang bagi perusahaan otomotif baru khususnya mobil untuk memasuki
pasar Indonesia. Kesuksesan Honda dalam memasuki pasar Indonesia tidak lepas
dari strategi pemasarannya, Strategi pemasarannya pun menjadi kunci utama dalam
mengambil pengsa pasar Indonesia. Honda menjalankan strategi pemasaran produk
mobilnya dengan beberapa metode atau cara diantaranya :
1. Brand
Dengan mempromosikan
brandnya Honda mampu menjadikan merek tersebut selalu di hati
konsumennya. Pemberian nama merek yang mudah
dikenal dan diingat masyarakat seperti Honda Jazz, Mobilio, BRV, CRV, dan
sebagainya membuat masyarakat tertarik akan mobil yang ditawarkan.
Inovasi-inovasi baru yang dikeluarkan Honda pun selalu dinanti oleh banyak
orang.
2. Promosi
Honda selalu bisa mengambil hati
konsumenya dengan promosi melalui media internet, cetak, langsung, maupun
melalui televisi. Sederet artis papan atas pun pernah membintangi promosi motor
Honda ini, sebut saja artis cantik Agnes Monica, presenter terkenal Daniel
Mananta, dan grup band Nidji.
3. Hadiah
Cara berpromosi Honda yang membuat
konsumen selalu senang adalah dengan memberikan hadiah kepada konsumenya seperti
memberikan cashback, voucher bahan bakar atau service gratis dan hadiah lainnya.
4. Donator
Honda melakukan beberapa acara
sosial sebagai bentuk kepedulian Honda kepada sesame. Dan Honda juga sering
menjadi donatur beberapa acara tertentu dan ini merupakan cara promosi yang
pintar untuk menjalin hubungan yang baik dengan konsumen dan memperkenalkan
produk Honda kepada masyarakat luas.
5. After Service
Honda juga
memberikan After Service yang selalu memuaskan konsumen. Salah satunya adalah
wahana mobile service yaitu konsumen tidak harus ke tempat service untuk
memperbaiki mobilnya, melainkan teknisi yang akan mendatangi tempat konsumen
untuk melakukan perbaikan.
Dengan
5 aspek tersebut tidak heran jika Honda menjadi salah satu merk mobil yang
banyak diminati oleh masyarakat Indonesia selain dari kulitas produknya,
promosi yang dilakukan Honda pun mampu merebut hati masyarakat Indonesia
sehingga Honda dapat menempati urutan kedua dibawah Toyota dalam hal penjualan
mobil di Indonesia.
Dari pembahasan di atas maka dapat kami simpulkan bahwa
mobil yang diinginkan masyarakat Indonesia adalah sebagi berikut, jika
diimplementasikan kedalam bauran pemasaran (4P) :
1. Product
Produk
mobil yang diinginkan masyarakat Indonesia adalah mobil yang irit bahan bakar dan
jika dilihat dari grafik jumlah penduduk yang semakin naik maka kami simpulkan
bahwa masyarakat menginginkan mobil keluarga dengan kapasitas yang cukup luas.
2. Price
Harga
yang diinginkan masyarakat Indonesia dalam hal membeli mobil adalah terjangkau
dengan kualitas mobil baik. Selain itu biaya perawatan yang terjangkau juga
menjadi perhitungan masyarakat dalam memilik mobil.
3. Place
Dealer
yang mudah dicari jika ingin membeli mobil adalah salah satu faktor penentu
peningkatan penjualan. Selain itu kemudahan saat mencari tempat service dan
suku cadang saat ingin melakukan perbaikan pada mobilnya juga hal yang
diinginkan konsumen.
4. Promotion
Banyak
orang tentu menyukai promosi dengan memberikan suatu hadiah seperti cashback,
voucher free bahan bakar atau service saat melakukan pembelian mobil. Selain
itu brand ambassador dari artis-artis terkenal juga membantu meningkatkan
penjualan.