Minggu, 30 April 2017

Tugas Managemen Komunikasi Pemasaran

TUGAS
MANAJEMEN KOMUNIKASI PEMASARAN


Dosen
Ahmad Fatoni, S.ikom, M.M,

Di Susun Oleh


Fajar Risky (13214881)
Farisal Fihas Hari (13214994)
Ika Novika (15214126)
Khoiriyah (1D214299)
Resha Suci.W (19214078)
Syintia Bahraini(1A214637)


UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI
2017




KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat yang diberikan-Nya sehingga tugas kami yang berjudul “Menganalisis Keputusan Pembelian Oleh Suku Padang & Suku Jawa Dan Peluang Pasar Mobil Di Indonesia” ini dapat kami selesikan. Penulisan ini kami buat sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas.
Dalam kesempatan ini,  kami selaku pembuat penulisan ini menghaturkan terima kasih yang dalam semua pihak yang telah membantu menyumbangkan ide dan pikiran mereka demi terwujudnya penulisan ini. Akhirnya saran dan kritik pembaca yang dimaksud untuk mewujudkan kesempurnaan penulisan ini penulis sangat hargai.
Dan kami selaku pembuat penulisan ini sangat berharap untuk keterbukaan hati pembaca penulisan ini agar mau memberikan saran dan kritik untuk penulisan ini, karna kami sangat yakin bahwa penulisan yang saya buat ini masih jauh dari kata sempurna.





Jakarta, 30 April 2017



Penulis




TUGAS KE-1



Menganalisis Keputusan Pembelian Oleh
Suku Padang & Suku Jawa


1.      Latar Belakang

Sebagai masyarakat Indonesia, kita harus mengetahui berbagai macam kebudayaan yang ada di negara kita. Indonesia terdiri dari banyak suku dan budaya, dengan mengenal dan mengetahui hal itu, masyarakat Indonesia akan lebih mengerti kepribadian suku lain, sehingga tidak menimbulkan perpecahan maupun perseteruan. Pengetahuan tentang kebudayaan itu juga akan memperkuat rasa nasionalisme kita sebagai warga negara Indonesia yang baik.
Suku padang dan suku jawa merupakan salah satu suku yang ada di Indonesia, kedua suku tersebut merupakan suku yang paling banyak merantau atau menyebar di berbagai daerah di Indonesia. Masyarakat suku padang  adalah kebanyakan berprofesi sebagi pedagang, sedangkan suku jawa adalah kebanyakan berprofesi sebagai karyawan/pegawai namun ada juga yang berprofesi sebagai pedagang. Dalam proses jual-beli kedua suku tersebut menggunakan lebih dominan menggunakan bahasa tradisonal, suku padang memakai bahasa Mingkabau sebagai bahasa pertamanya dan bahasa Indonesia sebagai bahasa keduanya, sedangkan suku jawa memakai bahasa jawa sebagai bahasa pertamanya dan bahasa Indonesia sebagai bahasa keduanya. Masyarakat suku padang dan jawa menggunakan bahasa tradisional mereka untuk berkomunikasi dengan anggota kelompoknya salah satu suku (klan) yang tergolong banyak populasinya. Sedangkan bahasa Indonesia digunakan oleh masyarakat suku padang dan suku jawa unuk berkomunikasi dengan orang-orang yang tidak mengerti dengan bahasa tradisional kedua suku tersebut.
Dalam proses pengambian keputusan pembelian, kedua suku tersebut mungkin mempunyai karakternya masing-masing, karena latar belakang suku yang bebeda. Untuk itu lah kami membuat sebuah analisis mengenai proses pengambilan keputusan pembelian menurut suku padang dan suku jawa.

2.     Pembahasan suku

1)      Suku Minang (Suku Padang)
Minang atau Minangkabau (Suku Padang) adalah kelompok etnik Nusantara yang berbahasa dan menjunjung adat Minangkabau. Wilayah penganut kebudayaannya meliputi Sumatera Barat, separuh daratan Riau, bagian utara Bengkulu, bagian barat Jambi, bagian selatan Sumatera Utara, barat daya Aceh, dan juga Negeri Sembilan di Malaysia. Dalam percakapan awam, orang Minang seringkali disamakan sebagai orang Padang, merujuk kepada nama ibukota propinsi Sumatera Barat yaitu kota Padang. Namun masyarakat ini biasanya akan menyebut kelompoknya dengan sebutan Urang Awak (bermaksud sama dengan orang Minang itu sendiri).
Kota Padang adalah kota yang memilikisumber daya alam yang cukup memlimpah, salah satunya faktor perkebunan dan pertanian. Mayoritas mata pencarian orang padang di daerahnnya adalah bertani dan berkebun, namun karena hasil dari pekerjaan tersebut yang menjadi penghasilan utama mereka itu tak cukup lagi memberi hasil untuk memenuhi kebutuhan bersama, karena harus dibagi dengan beberapa keluarga. Faktor inilah yang kemudian mendorong orang Minang pergi merantau mengadu nasib di negeri orang. Untuk kedatangan pertamanya ke tanah rantau, biasanya para perantau menetap terlebih dahulu di rumah dunsanak yang dianggap sebagai induk semang. Para perantau baru ini biasanya berprofesi sebagai pedagang kecil.
Selain itu, perekonomian masyarakat Minangkabau sejak dahulunya telah ditopang oleh kemampuan berdagang, terutama untuk mendistribusikan hasil bumi mereka. Kawasan pedalaman Minangkabau, secara geologis memiliki cadangan bahan baku terutama emas, tembaga, timah, seng, merkuri, dan besi, semua bahan tersebut telah mampu diolah oleh mereka. Sehingga tidak heran jika kebanyakan orang padang berhasil dalam membangun bisnisnya, karena alasan sudah mempunyai bekal yang baik dalam mengelola berbagai macam bidang.
Jika berbicara tentang Padang maka tidak lepas dari Nasi Padang. Bahkan masakan ini sudah menjamur di luar Padang bahkan di luar Pulau Sumatra. Ada kebisaan unik saat membeli nasi padang yaitu porsi nasi yang berbeda saat dibawa pulang (take away) dengan makan ditempat (dine in). Saat dibawa pulang porni nasi 2 kali lebih banyak dibanding saat makan ditempat. Ternyata hal ini disebabkan karena pada saat jaman penjajahan yang bisa makan langsung di tempat masakan padang tersebut adalah orang elit seperti kolonial, saudagar kaya dan juga pejabat tinggi setempat sedangkan yang dibawa pulang adalah orang pribumi. Sehingga porsi yang diberikan untuk orang elit tersebut lebih sedikit dibanding orang pribumi.

2)      Suku Jawa
Suku Jawa adalah suku bangsa terbesar yang tinggal di Indonesia dengan jumlah sekitar 120 juta jiwa atau sekitar 45% populasi manusia di Nusantara. Bukan hanya tinggal di pulau Jawa, orang-orang dari suku ini juga menyebar ke seluruh pelosok Indonesia, terutama setelah dilakukannya program transmigrasi oleh pemerintahan Orde Baru pada 4 dasawarsa silam. Suku Jawa pada dasarnya memiliki tingkat socializing yang kuat. Hal ini tentunya menyebabkan orang Jawa mudah berbaur dengan banyak orang di berbagai daerah. Bahkan, ungkapan orang Jawa yang menyatakan bahwa ”berkumpul lebih penting daripada makan” sudah merupakan cerminan akan kekuatan pembentukan grup dan komunitas.
Dalam suku Jawa ulama memiliki peran yang sangat besar terhadap masyarakat untuk menentukan pilihan mereka untuk produk-produk tertentu. Mereka menjadi panutan bagi masyarakat dalam menyaring informasi. Saran dan keteladanan mereka menjadi bagian yang dipertimbangkan dalam membuat evaluasi terhadap pembelian suatu produk.
Jawa selalu dikaitkan dengan rasa manis sehingga makanan apapun yang dimasak oleh orang Jawa selalu memiliki rasa yang manis. Asal usul orang Jawa menyukai rasa manis adalah karena pada jaman penjajahan hampir 75% wilayah jawa ditanami tebu, sehingga orang Jawa jadi kebiasaan menambahkan gula ke makanannya.

3.     Analisis
Jika dilihat dari pembahasaan diatas, maka dapat di analisis bahwa orang padang (suku padang) merupakan suku yang mayoritas berprofesi sebagi pedagang, maka tidak diherankan bahwa orang padang sedikit pelit atau berhati-hati dalam hal membeli, karena pada dasarnya prinsip seorang pedagang adalah harus bisa mengalokasikan keuangannya secara maksimal dengan kata lain pendapatan harus lebih besar dibandingkan pengeluaran. Hal inilah yang berkembangnya perkataan bahwa orang padang (suku padang) itu adalah pelit. Dan juga asal usul saat membeli nasi padang yaitu porsi yang berbeda saat makan langsung ditempat dan dibawa pulang membuktikan bahwa Suku Padang adalah orang yang peduli dengan sesama. Sedangkan suku jawa sebagian besar menganut agama Islam yang kental. Sehingga dalam membeli sebuah produk mereka akan mempertimbangkan secara hati-hati produk mana yang memberikan manfaat yang besar. Suku Jawa tidak segan untuk mengeluarkan uang lebih asal produk yang mereka beli benar-benar baik. Dan Suku Jawa menyukai makanan dengan rasa manis.
4.     Kesimpulan
Berdasarkan analisis di atas, maka dapat disimpulkan bahwa suku padang (suku minang) merupakan suku yang berhati-hati dalam membeli atau lebih berpikir panjang dalam membeli, dan suku jawa merupakan suku yang dikenal sangat kental oleh agama, maka dalam proses pembelian suku jawa lebih mengedepankan kehalalan dan kemanfaatan suatu produk walaupun dengan harga tinggi.
Jika membandingkan kedua suku diatas maka kami pun sebagai produsen melihat peluang dalam bisnis makanan. Jika kami ingin membuka tempat makan di daerah yang mayoritas Suku Jawa maka masakan yang kami sajikan pun harus memiliki rasa yang manis agar sesuai dengan lidah warga setempat. Sedangkan jika kami ingin membuka tempat makan di daerah dengan mayoritas Suku Padang maka kami dapat mencontoh dari nasi padang yang memberikan porsi yang lebih sedikit jika makan ditempat (dine in) dan memberikan porsi yang lebih banyak jika dibawa pulang (take away) dengan harga yang sama.







TUGAS KE-2




Peluang Pasar Mobil Di Indonesia


Penggunaan kendaraan bermotor khususnya mobil dari tahun ke tahun semakin meningkat. Di era modern dan perkembangan gaya hidup yang semakin meningkat, menuntut setiap orang agar menjadi lebih baik lagi. Salah satu faktor yang mendukung agar setiap orang dapat membuktikan keberhasilannya yaitu alat transportasi. Alat Transportasi khususnya mobil selain digunakan untuk mempermudah berpergian jarak dekat maupun jauh, bagi beberapa pihak mobil dijadikan tolak ukur keberhasilan seseorang. Karenanya permintaan mobil semakin meningkat dari tahun ke tahun. Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) di ASEAN sendiri Indonesia menempati urutan pertama penjualan mobil sebesar 1.013.291 unit sedangkan tempat kedua dan ketiga ditempati oleh Thailand dan Malaysia dengan penjualan mobil sebesar 799.632 dan 666.674 unit.
 



Sumber: gakindo.or.id

Selain itu perkiraan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2015 sebesar 257.563.815 jiwa dan diperkirakan jumlahnya akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini tentu saja merupakan kesempatan yang baik bagi produsen mobil untuk memasarkan produknya di wilayah ASEAN khususnya Indonesia.
Sumber : Worldbank

Begitu pula dengan Pendapatan per kapita masyarakat indonesia dari tahun ke tahun mengalami kenaikan, pada tahun 2014 pendapatan per kapita masyarakat indonesia mencapai Rp.41.900.400, sedangkan pada tahun 2015 mengalami kenaikan menjadi Rp.45.176.200. Artinya pendapatan perkapita masyarakat indonesia dari tahun ke tahun mengalami kenaikan sehingga ini adalah kesempatan bagi produsen otomotif khususnya mobil untuk dapat memasarkan produknya di Indonesia. Berikut merupakan grafik pendapatan perkapita masyarakat indonesia.
Sumber : BPS

Di Indonesia sendiri sudah banyak perusahaan otomotif yang bersaing untuk memberikan yang terbaik bagi konsumen seperti Honda, Toyota, Mazda, dan sebagainya. Ditahun 2016 Toyota menjadi merek terpopuler di Indonesia dengan penjualan sebesar 381.570 unit kemudian peringkat dua Honda dengan 199.364 unit. Seperti terlihat pada table dibawah ini.
Sumber:gakindo.or.id

Jika dilihat dari segi Brand nya Toyota selalu menempat iurutan pertama penjualan terbanyak di Indonesia bahkan dari tahun 2011 hingga sekarang. Jika dilihat dari kebutuhan masyarakat Indonesia yang lebih menginginkan produk mobil yang berkualitas, harga terjangkau, hemat bahan bakar, dan mudah mencari tempat layanan service, maka dapat disimpulkan bahwa Toyota berhasil menarik minat konsumen Indonesia dengan memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Namun bukan bearti perusahaan mobil lainnya tidak menarik minat konsumen. Perusahaan mobil Honda ditahun 2011 menempati urutan ketujuh penjualan mobil di Indonesia namun setiap tahun Honda berhasil menarik minat masyarakat Indonesia dan akhirnya pada tahun 2016 Honda berhasil menduduki peringkat kedua penjualan mobil di Indonesia. Hal ini membuktikan bahwa dengan strategi yang baik perusahaan yang awalnya berada di peringkat bawah pun dapat bersaing dengan perusahaan lain. Dan hal ini dapat membuka peluang bagi perusahaan otomotif baru khususnya mobil untuk memasuki pasar Indonesia. Kesuksesan Honda dalam memasuki pasar Indonesia tidak lepas dari strategi pemasarannya, Strategi pemasarannya pun menjadi kunci utama dalam mengambil pengsa pasar Indonesia. Honda menjalankan strategi pemasaran produk mobilnya dengan beberapa metode atau cara diantaranya :
1.      Brand
Dengan mempromosikan brandnya Honda mampu menjadikan merek tersebut selalu di hati konsumennya. Pemberian nama merek yang mudah dikenal dan diingat masyarakat seperti Honda Jazz, Mobilio, BRV, CRV, dan sebagainya membuat masyarakat tertarik akan mobil yang ditawarkan. Inovasi-inovasi baru yang dikeluarkan Honda pun selalu dinanti oleh banyak orang.
2.      Promosi
Honda selalu bisa mengambil hati konsumenya dengan promosi melalui media internet, cetak, langsung, maupun melalui televisi. Sederet artis papan atas pun pernah membintangi promosi motor Honda ini, sebut saja artis cantik Agnes Monica, presenter terkenal Daniel Mananta, dan grup band Nidji.
3.      Hadiah
Cara berpromosi Honda yang membuat konsumen selalu senang adalah dengan memberikan hadiah kepada konsumenya seperti memberikan cashback, voucher bahan bakar atau service gratis dan hadiah lainnya.
4.      Donator
Honda melakukan beberapa acara sosial sebagai bentuk kepedulian Honda kepada sesame. Dan Honda juga sering menjadi donatur beberapa acara tertentu dan ini merupakan cara promosi yang pintar untuk menjalin hubungan yang baik dengan konsumen dan memperkenalkan produk Honda kepada masyarakat luas.
5.      After Service
Honda juga memberikan After Service yang selalu memuaskan konsumen. Salah satunya adalah wahana mobile service yaitu konsumen tidak harus ke tempat service untuk memperbaiki mobilnya, melainkan teknisi yang akan mendatangi tempat konsumen untuk melakukan perbaikan.

Dengan 5 aspek tersebut tidak heran jika Honda menjadi salah satu merk mobil yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia selain dari kulitas produknya, promosi yang dilakukan Honda pun mampu merebut hati masyarakat Indonesia sehingga Honda dapat menempati urutan kedua dibawah Toyota dalam hal penjualan mobil di Indonesia.

Dari pembahasan di atas maka dapat kami simpulkan bahwa mobil yang diinginkan masyarakat Indonesia adalah sebagi berikut, jika diimplementasikan kedalam bauran pemasaran (4P) :
1.      Product
Produk mobil yang diinginkan masyarakat Indonesia adalah mobil yang irit bahan bakar dan jika dilihat dari grafik jumlah penduduk yang semakin naik maka kami simpulkan bahwa masyarakat menginginkan mobil keluarga dengan kapasitas yang cukup luas.
2.      Price
Harga yang diinginkan masyarakat Indonesia dalam hal membeli mobil adalah terjangkau dengan kualitas mobil baik. Selain itu biaya perawatan yang terjangkau juga menjadi perhitungan masyarakat dalam memilik mobil.
3.      Place
Dealer yang mudah dicari jika ingin membeli mobil adalah salah satu faktor penentu peningkatan penjualan. Selain itu kemudahan saat mencari tempat service dan suku cadang saat ingin melakukan perbaikan pada mobilnya juga hal yang diinginkan konsumen.
4.      Promotion
Banyak orang tentu menyukai promosi dengan memberikan suatu hadiah seperti cashback, voucher free bahan bakar atau service saat melakukan pembelian mobil. Selain itu brand ambassador dari artis-artis terkenal juga membantu meningkatkan penjualan.
Read More»
 
©Suzanne Woolcott sw3740 Tema diseñado por: compartidisimo